erek matahari

    Release time:2024-10-07 23:37:11    source:erek2 abjad 3d   

erek matahari,arahtogel login,erek matahariJakarta, CNN Indonesia--

Transnistria menyedot perhatian setelah kelompok separatis yang menguasai wilayah itu meminta pertolongan dan perlindungan secara terbuka kepada Presiden RusiaVladimir Putin.

Dalam rapat khusus Kongres Transnistria baru-baru ini, para politikus meminta Kremlin melindungi wilayah itu dari tekanan pemerintah Moldova yang terus meningkat.

Lihat Juga :
KILAS INTERNASIONALNegara Minta Tolong Putin sampai Menteri Israel Ditegur PM Netanyahu

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wilayah yang terletak di antara Sungai Dniester dan perbatasan Ukraina ini secara sepihak mendeklarasikan untuk memisahkan diri dari Moldova kala Uni Soviet runtuh pada 1990.

Transnistria sempat menjadi bagian otonom Ukraina saat Uni Soviet masih berjaya. Karenanya, sebagian besar penduduk di wilayah ini berbahasa Rusia.

Lihat Juga :
Apa Itu Transnistria, Negara Tak Diakui Dunia yang Minta Tolong Rusia?

2. Sempat perang dengan Moldova

Transnistria pernah berperang dengan Moldova pada 1992 silam. Perang itu menewaskan ratusan jiwa dan melukai ribuan orang.

Perang yang berlangsung dari Maret hingga Juli 1992 tersebut berakhir dengan kesepakatan gencatan senjata yang terus berlangsung hingga hari ini.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

3. Tak diakui dunia

Meski telah mendeklarasikan memisahkan diri, klaim Transnistria sebagai sebuah negara tidak diakui oleh dunia. Transnistria pun hingga kini masih berstatus bagian dari wilayah Moldova.

Pada 2006, Transnistria pernah mendeklarasikan referendum kemerdekaan. Kendati, komunitas internasional tetap tak mengakui kemerdekaan wilayah itu.

Karena hal ini, Transnistria kerap disebut sebagai "negara yang tak diakui oleh dunia."

Lihat Juga :
Alasan Transnistria Ngebet Lepas dari Moldova dan Gabung Rusia

4. Dikuasai kelompok separatis

Transnistria dikuasai oleh kelompok separatis pro-Rusia. Wilayah ini sejak lama menerima bantuan dan dukungan ekonomi, politik, hingga militer dari Moskow.

Transnistria juga menjadi lokasi Rusia menempatkan 1.500 tentaranya.

5. Punya pemerintah-mata uang sendiri

Meski tidak diakui sebagai sebuah negara merdeka, Transnistria secara de facto merupakan republik presidensial yang memiliki pemerintah, parlemen, militer, polisi, hingga mata uang sendiri.

Sejumlah negara sebetulnya telah mengakui kemerdekaan Transnistria, seperti Abkhazia, Republik Artskah, dan Ossetia Selatan.

Namun demikian, ketiga negara itu juga masih diakui secara terbatas oleh dunia, demikian dikutip dari CNN.

Lihat Juga :
Kabinet Makin Pecah, Netanyahu Tegur Menteri Gegara ke AS Tanpa Izin

Pada 2006, kongres Transnistria meloloskan referendum agar bergabung dengan Rusia. Hasil kongres menyebut sebanyak 97,2 persen warga mendukung referendum agar Transnistria bersatu dengan Kremlin.

Keinginan Transnistria bergabung dengan Rusia pada dasarnya karena wilayah itu kerap merasa terancam dengan tindakan pemerintah Moldova.

Transnistria juga was-was dengan ancaman Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang terus meningkat. Ancaman itu salah satunya karena latihan bersama yang digelar NATO di kawasan sekitar.

Saking cemasnya, perwakilan Transnistria di Moskow, Leonid Manakov, sampai meminta Rusia meningkatkan jumlah pasukan "penjaga perdamaian" di wilayah tersebut.