domino island pc

    Release time:2024-10-08 00:19:41    source:potong rambut two block undercut   

domino island pc,erek erek cicak jatuh,domino island pc

Jakarta, CNBC Indonesia- Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kembali dibuka cerah pada perdagangan Jumat (27/9/2024), karena pasar mencerna data baru yang menunjukkan kemajuan lebih lanjut dalam menurunkan inflasi.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) terpantau menguat 0,36% ke posisi 42.325,839, S&P 500 bertambah 0,11% ke 5.751,58, dan Nasdaq Composite naik 0,1% menjadi 18.208,05.

Tiga indeks utama bergairah pekan ini, dengan S&P 500 melesat hampir 1% dan Dow Jones menguat 0,5%. Sedangkan Nasdaq melonjak sekitar 1,5%.

Baca:
Indonesia Gagal Jadi Raja Asia, Kalah Telak dari Jepang

Pasar juga menerima data inflasi yang menggembirakan yang dapat memberi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) alasan yang lebih kuat untuk memangkas suku bunga lebih lanjut.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (personal consumption expenditure/PCE) AS pada Agustus lalu kembali melandai menjadi 2,2% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya yang tumbuh 2,5% pada Juli 2024.

Secara bulanan (month-to-month/mtm), indeks PCE AS pada bulan lalu juga melandai menjadi 0,1%, dari sebelumnya pada Juli lalu yang tumbuh 0,2%.

Sementara untuk indeks PCE inti, ukuran yang dipilih The Fed untuk mengukur inflasi, naik sebesar 0,1% dari bulan sebelumnya pada Agustus 2024, di bawah ekspektasi pasar sebesar 0,2% dan melambat dari kenaikan 0,2% pada bulan sebelumnya.

Sedangkan indeks harga PCE inti AS Agustus 2024 secara tahunan meningkat menjadi 2,7%, dari sebelumnya tumbuh 2,6% pada Juli 2024.

Angka tersebut sejalan dengan pandangan The Fed bahwa inflasi sedang melambat dalam ekonomi AS, yang mendukung sentimen untuk pemotongan suku bunga yang agresif oleh The Fed pada pertemuan berikutnya.

Baca:
Harga Emas Dunia Diramal Segera Tembus US$3.000, Kapan?

Para pembuat kebijakan dan Wall Street sama-sama berharap terjadinya penurunan terus-menerus dalam angka inflasi bulanan, yang memungkinkan pelonggaran berkelanjutan pada biaya pinjaman yang akan meringankan beban pada neraca perusahaan dan rumah tangga.

"Sejauh inflasi masih terkendali dan kami terus bergerak ke arah itu, di mana The Fed dapat fokus hampir sepenuhnya pada pasar tenaga kerja, yang berarti bias pemotongan suku bunga," kata Chris Zaccarelli, kepala investasi di Independent Advisor Alliance, dikutip dari CNBC International.

Wall Street baru saja mengalami kenaikan setelah serangkaian data ekonomi meyakinkan investor akan kekuatan ekonomi AS.

Klaim pengangguran awal turun lebih dari yang diharapkan pada minggu terakhir, yang menunjukkan pasar tenaga kerja yang kuat, sementara pembacaan akhir produk domestik bruto kuartal kedua tahun ini mencapai 3%.

Di lain sisi, pergerakan Wall Street di akhir September tahun ini cenderung melawan historis, di mana biasanya periode September menjadi bulan yang cenderung dihindari oleh pasar karena secara rata-rata merana, di mana fenomena ini disebut sebagai September Effect.

Namun, jika Senin depan Wall Street kembali melanjutkan penguatannya, maka fenomena September Effectpada tahun ini resmi tidak berlaku di Wall Street.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(chd/chd) Saksikan video di bawah ini:

Video: BI Proyeksikan The Fed Pangkas Suku Bunga 75 Bps di 2024

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Habis Libur Wall Street Dibuka Beragam, Dow Jones Lesu Sendiri