siaran tv arab

    Release time:2024-10-08 03:52:53    source:totosableng   

siaran tv arab,jumlah shio,siaran tv arabJakarta, CNN Indonesia--

Rusia buka suara usai DPR Amerika Serikat (AS) mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) mencakup bantuan untuk Ukraina senilai US$60 miliar atau Rp973 triliun pada Sabtu (20/4).

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan persetujuan itu akan menyebabkan lebih banyak kerusakan dan kematian di medan perang.

"[Keputusan itu] akan membuat Amerika Serikat lebih kaya, lebih menghancurkan Ukraina, dan menyebabkan kematian lebih banyak warga Ukraina," kata Peskov, dikutip AFP.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :
DPR AS Setujui Bantuan Dana Perang Rp1.500 T untuk Israel dan Ukraina

Rusia, kata dia, akan mengambil tindakan pembalasan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, juga mengatakan persetujuan undang-undang itu akan memperdalam krisis di seluruh dunia.

"Bantuan militer ke rezim Kyiv adalah sponsor langsung terhadap aktivitas teroris," tulis Zakharova di Telegram.

Komentar Peskov dan Zakharova muncul setelah DPR AS menggelar pemungutan suara terkait bantuan senilai US$60,84 miliar atau sekitar Rp973 triliun ke Ukraina.

Dari jumlah itu, sekitar US$23 miliar atau sekitar Rp373 triliun untuk mengisi kembali persediaan senjata AS. Pemungutan suara itu menghasilkan 311 anggota sepakat dan 112 menolak.

Bantuan bagi pemerintahan Volodymyr Zelensky tertuang dalam RUU bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan.

Lihat Juga :
'Deal' Rahasia Iran-Rusia, Ada Kaitan dengan Serangan ke Israel?

Israel akan mendapat bantuan sebesar US$26 miliar atau sekitar Rp421 triliun. Sementara itu, Taiwan bakal mendapat bantuan senilai US$8,12 miliar atau sekitar Rp131 triliun.

Jika diakumulasikan total bantuan yang digelontorkan AS untuk sekutu-sekutunya mencapai US$95 miliar atau sekitar Rp1.500 triliun.

Setelah dari DPR, paket bantuan ini diserahkan ke Senat untuk mendapat persetujuan.

Usai mengantongi izin dari DPR dan senat, barulah paket bantuan diserahkan ke Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk ditandatangani.

Sejak invasi Rusia, AS menjadi sekutu yang getol mengirim senjata ke Ukraina.

Invasi Rusia berlangsung pada Februari 2022. Komunitas internasional berulang kali menyerukan gencatan senjata, tetapi hingga kini belum terlaksana.

Lihat Juga :
Serangan Udara Rusia Hancurkan Pembangkit Listrik Terbesar di Kyiv
(nsa/DAL)