sholawat asyghil manfaat

    Release time:2024-10-08 02:29:59    source:chip bayar pakai pulsa   

sholawat asyghil manfaat,sahabat77,sholawat asyghil manfaatJakarta, CNN Indonesia--

Duta Besar Republik Indonesia untuk Malaysia, Hermono, membantah laporan yang menyebutkan 149 buruh migran asal RI tewas di Pusat Tahanan Imigrasi (DTI) Malaysia, sebagaimana laporan Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB).

"Itu yang di Sabah, kalau data yang kita punya dan hasil verifikasi dengan imigrasi dari empat depot selama 2020 sampai 2022 yang meninggal itu 27," ujar Hermono saat dihubungi CNNIndonesia.compada Selasa (28/6).

Lihat Juga :
Kisah Masa Kecil Putin, Hidup Miskin di Markas Preman dan Tukang Ribut

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

KBMB mendapat data tersebut dari Kedutaan Malaysia di Jakarta. Secara rinci tercatat 101 warga negara Indonesia (WNI) meninggal pada 2021. Ada pun pada Januari hingga Juni 2022, sebanyak 48 WNI meninggal di seluruh pusat tahanan imigrasi.

[Gambas:Video CNN]

Hermono lalu mengatakan telah meminta Kedutaan Malaysia untuk memberikan klarifikasi berkenaan dengan data tersebut.

"Kemarin sudah tanya ke Embassy Malaysia yang mengeluarkan data itu. Mereka pun salah mengakuinya," ujar Hermono.

Lihat Juga :
2 Pria Penggal Kepala Penjahit India yang Dukung Hina Nabi Muhammad

Ia menjelaskan lebih jauh, dari 149 tersebut tak ada yang meninggal karena korban penyiksaan. Menurut dia, buruh migran yang meninggal disebabkan tuberkulosis (TBC), kanker, terinfeksi Covid-19, atau penyakit lain.

Hermono juga membantah ada buruh migran Indonesia mengalami penyiksaan selama di tahanan imigrasi Malaysia. Namun, ia mengonfirmasi bahwa kondisi sanitasi di DTI memang buruk.

"Nah kalau memang kekurangan alat sanitasi itu benar. Dan, selama ini KBRI mengirimkan seperti sabun, sampo," jelas dia lagi.

Sebelumnya, KBMB merilis laporan yang bertajuk "Seperti di Neraka: Kondisi Pusat Tahanan Imigrasi di Sabah, Malaysia."

Lihat Juga :
PM Italia: Jokowi Sebut Putin Tak Akan Hadiri KTT G20 di Bali

Dalam laporan itu tertuang kondisi kesehatan buruh, pengalaman penyiksaan dan bahkan buruh migran yang keguguran.

Menanggapi laporan tersebut Kementerian Luar Negeri Indonesia mengaku akan menindaklanjutinya ke pihak terkait. Jika data itu terkonfirmasi, pemerintah akan melakukan tindak lanjut secara bilateral.

(isa/bac)