pororoslot

    Release time:2024-10-08 06:20:52    source:siaran carabao cup   

pororoslot,fnobet,pororoslotJakarta, CNN Indonesia--

Pejabat senior Hamas menyebut masih butuh "jalan panjang" untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israeldi Gaza.

"Kesenjangan masih lebar. Kami harus mendiskusikan banyak hal dengan para mediator," kata Kepala Hubungan Politik dan Internasional Hamas, Basem Naim, kepada Al Jazeera.

Hal ini diungkapkan Hamas usai Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengaku berharap gencatan senjata bisa dimulai Senin pekan depan, dan negosiasi pun berjalan dengan cepat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika Amerika ingin benar-benar optimis, mereka harus mengakhiri permainan standar ganda," ujar Naim.

"Di satu sisi mereka berbicara tentang penghentian agresi dan gencatan senjata demi mencegah perluasan konflik. Namun pada saat yang sama mereka menggunakan hak veto di Dewan Keamanan PBB. Mereka juga menyetujui bantuan US$14 miliar untuk Israel dan memberi banyak amunisi," imbuhnya.

Menurut Naim tuntutan Hamas yang harus disetujui di antaranya: gencatan senjata final dan total, bukan hanya jeda kemanusiaan; penarikan total pasukan Israel dari Gaza, dan kebebasan bergerak bagi warga Palestina di Gaza.

Naim mengatakan Hamas bersedia bersikap fleksibel mengenai waktu dan urutan tuntutan, asalkan gencatan senjata total dimulai pada hari pertama pelaksanaan kesepakatan.

Lihat Juga :
Negara Tetangga RI Ada Makan Siang Gratis, Bagaimana Penerapannya?

Sementara itu soal pertukaran sandera dan rencana rekonstruksi Gaza, Naim mengatakan "ada ruang untuk fleksibilitas".

"Hamas telah menunjukkan fleksibilitas yang besar sejak awal untuk mencapai gencatan senjata, karena kita tahu setiap hari 100 hingga 150 lebih warga Palestina terbunuh," ungkapnya.

Dia menyebut Hamas mengandalkan penjamin seperti Mesir, Qatar, Turki, AS, PBB dan Rusia, untuk memastikan dan memverifikasi setiap kesepakatan dipatuhi oleh Israel.



(dan/dna)