pro server monaco

    Release time:2024-10-07 23:44:59    source:bpotelpro   

pro server monaco,bgibola 1 pro,pro server monacoJakarta, CNN Indonesia--

Sekretaris Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus buka suara soal relawan yang hilang kontak di Rumah Sakit Al Shifa, Gaza, menyusul bombardir militer Israel di kompleks tersebut.

"WHO telah kehilangan kontak dengan titik fokusnya di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza, di tengah laporan mengerikan bahwa rumah sakit tersebut menghadapi serangan berulang kali," kata Ghebreyesus di X, Minggu (12/11).

Dia kemudian berujar, ada tindakan militer Israel yang sangat tidak manusiawi saat konflik terjadi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

WHO juga menerima laporan terbaru yang menyebut bahwa rumah sakit itu dikepung tank.

Ghebreyesus kemudian menyatakan, WHO sangat prihatin terhadap keselamatan petugas kesehatan, ratusan pasien yang sakit dan terluka, termasuk bayi perlu alat bantu untuk tetap hidup, serta pengungsi yang berada di rumah sakit.

WHO, lanjut dia, kembali menyerukan penerapan gencatan senjata kemanusiaan sesegera mungkin sebagai satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa.

WHO juga menyerukan evakuasi medis yang berkelanjutan, tertib, tanpa hambatan dan aman bagi pasien yang terluka parah dan sakit.

Lihat Juga :
WHO Akui Hilang Kontak dengan Relawan di RS Al Shifa Gaza

Dia juga menyebutkan semua sandera di Gaza harus menerima perawatan medis yang sesuai dan dibebaskan tanpa syarat.

RS Al Shifa belakangan ini menjadi sasaran serangan Israel. Saksi menyebut drone mondar-mandir di kompleks fasilitas medis tersebut.

Direktur RS Al Shifa Abu Salmiya mengatakan kondisi rumah sakit dan pasien dalam keadaan kritis. RS, kata dia, juga sudah terisolasi dan menjadi target gempuran.

Lebih lanjut, Abu Salmiya mengungkapkan pihaknya sudah mengirim pesan darurat ke seluruh dunia untuk segera diselamatkan. Namun, hingga kini tak ada tanggapan.

"Kita terputus dari seluruh dunia, kita hanya berjarak beberapa menit dari kematian yang akan terjadi," ujar dia.

(isa/mik)