bola fortunes

    Release time:2024-10-08 04:13:45    source:cuan188   

bola fortunes,borussia dortmund eintracht frankfurt,bola fortunes

Jakarta, CNBC Indonesia -Gorengan, makanan gurih dan renyah yang tak pernah sepi peminat, malah bikin ketagihan. Namun, dibalik itu risiko kesehatan mengintai bahkan berisiko terkena penyakit jantung.

Penyakit jantung merupakan penyakit paling mematikan di Indonesia. Menurut Data dari Institute for Health Metrics and Evaluation pada 2019 menyebutkan penyakit jantung berada di posisi teratas, setelah neoplasma dan diabetes penyebab kematian tertinggi., di mana terdapat kematian 251 per 100.000 penduduk.

Salah satu penyebab penyakit jantung adalah pola hidup yang tidak sehat, terutama dari peningkatan makan dan minuman yang tidak sehat.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami tren peningkatan terhadap makanan dan minuman cepat saji, termasuk salah satunya gorengan.

Proporsi penduduk yang mengkonsumsi gorengan mencatat kenaikan signifikan yakni menjadi 51,7% pada 2023 dari sebelumnya 45% pada 2018 silam. Gorengan hanya kalah dari mie instan.
Proporsi tersebut dengan menghitung penduduk berumur di atas 3 tahun dan berapa kali mengkonsumsi gorengan. Hasilnya, 51,7% penduduk Indonesia yang berusia 3 tahun ke atas makan gorengan 1-6 kali seminggu.

Keterangan Gambar
1. Gorengan-Proporsi Kebiasaan Konsumsi Makanan Berlemak/Berkolesterol/ Gorengan pada Penduduk Umur >3 tahun (1-6 kali per minggu)

2. Minuman manis - Proporsi Kebiasaan Konsumsi Minuman Manis pada Penduduk Umur >3 tahun (1-6 kali per minggu)

3. Soft Drinks - Proporsi Kebiasaan Konsumsi Soft drink atau Minuman Berkarbonasi pada Penduduk Umur >3 tahun (1-6 kali per minggu)

4. Mie Instan - Proporsi Kebiasaan Konsumsi Mi Instan/Makanan Instan Lainnya pada Penduduk Umur >3 tahun (1-6 kali per minggu)

5. Alkohol - Prevalensi Konsumsi Minuman Beralkohol dalam 1 Bulan Terakhir pada Penduduk Umur ≥10 tahun 6. Rokok - Prevalensi Merokok pada Penduduk Umur ≥10 Tahun dalam 1 bulan terakhir (Perokok saat ini)

Makanan dan minuman cepat saji tersebut bahkan populer mendominasi sebagai pilihan menu konsumsi sehari-hari. Pasalnya, makanan minuman cepat saji lebih praktis dan terjangkau bagi semua kalangan di kehidupan urban modern saat ini.

Namun, satu yang pasti makanan dan minuman cepat saji tidak sehat. Hal ini bisa memicu kekhawatiran serius terkait kesehatan, terutama penyakit jantung.

Lebih spesifik soal gorengan yang tinggi karbohidrat, lemak tidak sehat, serta mengandung tambahan gula dan garam memiliki korelasi lebih tinggi terhadap efek buruk pada penyakit kardiovaskular.

Penyakit kardiovaskular sendiri merupakan penyakit yang disebabkan adanya gangguan pada jantung dan pembuluh darah. Contoh penyakit kardiovaskular yang umum ada serangan jantung, aritmia, gagal jantung, sampai stroke.

Baca:
Bocah 14 Tahun Sudah Cuci Darah Gagal Ginjal, Awalnya Dikira Flu

Hal ini semakin diperkuat melalui jurnal yang ditulis Unhui Jo and Kyong Park yang terbit di MDPI pada April 2023. Dalam jurnal tersebut menyampaikan hasil riset meta - analisis dari 23 studi kohort menemukan bahwa asupan karbohidrat tinggi, khususnya lebih dari 60% dari total energi dari karbohidrat, dapat memiliki efek buruk pada penyakit kardiovaskular.

Riset tersebut juga menindaklanjuti hubungan yang lebih kuat terhadap orang Asia yang punya pola makan berbasis karbohidrat dan sensitivitas insulin yang lebih lemah.

Orang Indonesia yang termasuk di kawasan Asia, juga sangat gemar makan gorengan. Data BPS juga menyebutkan bahwa kebiasaan makan gorengan untuk penduduk usia lebih dari tiga tahun, dalam seminggu bisa makan satu sampai enam kali. Hal tersebut membuat risiko masyarakat kita rentan terkena penyakit jantung.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(tsn/tsn) Saksikan video di bawah ini:

Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tidak Bisa Ditawar!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">