apel 4d

    Release time:2024-10-08 01:39:59    source:hijab airport style ootd di bandara   

apel 4d,daun4d,apel 4dJakarta, CNN Indonesia--

PBB menyebut pasukan Israelsecara sistematis memblokir akses terhadap warga di Gaza. Pemblokiran itu mempersulit penyaluran bantuan di sana yang kini menjadi zona perang tanpa hukum.

Jens Laerke selaku juru bicara OCHA, badan kemanusiaan PBB, mengatakan hampir mustahil saat ini untuk mengevakuasi orang-orang yang sakit atau terluka di Gaza, begitu pula untuk memberikan bantuan ke sana terlebih di kawasan selatan.

Lihat Juga :
Biden: Kemungkinan Gencatan Senjata Gaza Dimulai Pekan Depan

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perjalanan tim tersebut diblokir tujuh jam dan paramedis ditahan Israel. Laerke mengatakan pasien dan staf dipaksa keluar ambulans. Seragam tim paramedis juga disebut dilucuti militer Israel.

[Gambas:Video CNN]



"Meskipun seluruh anggota staf dan kendaraan telah berkoordinasi dengan pihak Israel, pasukan Israel memblokir konvoi yang dipimpin WHO berjam-jam saat meninggalkan rumah sakit," kata Laerke kepada wartawan di Jenewa.

"Tiga paramedis PRCS kemudian ditahan, meskipun data pribadi mereka telah dibagikan kepada pasukan Israel sebelumnya," kata Laerke dan mengatakan baru satu orang dibebaskan.

PRCS kemudian mengatakan menghentikan operasi di Gaza selama 48 jam karena Israel gagal menjamin keselamatan tim medis daruratnya.

Pilihan Redaksi
  • Hamas soal Pilot AS Tewas Bakar Diri: Pembela Rakyat Palestina
  • AS Buka Suara soal Pilot Bakar Diri Protes Agresi Israel di Gaza

Laerke mengatakan PBB akan terus mengingatkan pasukan Israel bahwa mereka mempunyai kewajiban, setidaknya, untuk memfasilitasi "perjalanan yang aman, lancar dan cepat" ketika diperingatkan untuk misi bantuan.

Keberingasan agresi militer Israel ke Palestina meningkat terjadi sejak 7 Oktober 2023 setelah 1.160 warga mereka meninggal dunia akibat serangan Hamas.

Israel pun membalas serangan itu hingga kini dan telah menewaskan sedikitnya 29.878 orang di Gaza dengan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Kondisi warga di sana pun memprihatinkan karena pemblokiran jalur itu.

Laerke mengatakan truk bantuan PBB, yang berjalan tanpa penjaga bersenjata, sering kali dihentikan begitu mereka menyeberang ke Gaza oleh kerumunan orang yang sangat membutuhkan makanan dan bantuan lainnya.

"Orang-orang yang putus asa mengambil apa yang mereka bisa," katanya.

Namun geng-geng juga tampaknya mengambil bantuan yang kemudian muncul di pasar gelap, tambahnya, memperingatkan akan "semakin rusaknya ketertiban sipil di Gaza".

(AFP/chri)