data pengeluaran hongkong 2022 pools

    Release time:2024-10-09 20:37:44    source:megabet89   

data pengeluaran hongkong 2022 pools,safelink duit.com daftar,data pengeluaran hongkong 2022 poolsJakarta, CNN Indonesia--

Ribuan warga Korea Selatanberunjuk rasa di Ibu Kota Seoul mendesak pemerintah bertanggung jawab atas meningkatnya kasus pornografi hasil kecerdasan buatan (AI) deepfake yang makin mengkhawatirkan. Lantas, apa sebenarnya pornografi deepfake?

Dalam beberapa waktu terakhir, semakin banyak warga Korsel, termasuk anak di bawah umur, menjadi korban kejahatan seks deepfake.

Hal tersebut diketahui setelah viralnya sejumlah chat roomsatau ruang obrolan di Telegram yang diduga membuat dan mendistribusikan materi pornografi deepfakeyang memicu ketakutan dan kemarahan di Korea Selatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengenal pornografi deepfake

Secara umum, deepfakemenggunakan AI untuk menghasilkan video atau audio yang benar-benar baru, dengan tujuan akhir untuk menggambarkan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi pada kenyataannya.

Istilah "deepfake" berasal dari teknologi yang mendasarinya, algoritma pembelajaran mendalam atau deep learning, yang belajar sendiri untuk memecahkan masalah dengan kumpulan data yang besar dan dapat digunakan untuk membuat konten palsu dari orang sungguhan.

"Deepfakeadalah rekaman yang dihasilkan oleh komputer yang telah dilatih melalui gambar-gambar yang tak terhitung jumlahnya," kata Cristina López, seorang analis senior di Graphika, sebuah perusahaan yang meneliti aliran informasi di jaringan digital, mengutip Business Insider.

Menurut Sophie Maddocks, mahasiswi doktoral di Annenberg School for Communication, pornografi deepfakedapat diakses siapapun dari aplikasi atau website tertentu.

Lihat Juga :
Kronologi Kejahatan Seks Deepfake Hantui Remaja-Tentara di Korsel

Teknologi ini menggunakan algoritma deep learningyang diprogram untuk mendeteksi baju seseorang di gambar dan menggantinya dengan tubuh telanjang atau gambar-gambar vulgar lainnya. Detailnya, AI diprogram untuk belajar sendiri guna memecahkan masalah dengan kumpulan data-data yang dapat digunakan AI untuk menggambar ulang foto seseorang.

"Gambar-gambar seksual sintetis ini dibuat oleh AI, karena mereka tidak menggambarkan kejadian nyata, tetapi mereka dilatih dengan gambar orang sungguhan, yang banyak di antaranya dibagikan tanpa persetujuan," kata Maddocks, mengutip laman University of Pennsylvania.

"Di ruang online, sulit untuk memisahkan gambar yang didistribusikan secara konsensual dari gambar yang didistribusikan secara non-konsensual," lanjut dia.

Ia menambahkan sebenarnya membuat gambar vulgar palsu tidak sepenuhnya salah. Tapi jika sudah menyangkut dengan wajah manusia asli lalu disebarkan tanpa persetujuan lah yang membuat hal tersebut menjadi tindakan kriminal.

Lihat Juga :
Pakar Bongkar Ancaman Nyata AI, Sorot Pentingnya Regulasi

Perlu tindakan tegas

Perempuan adalah golongan yang paling rentan akan penyalahgunaan deepfake. Apalagi pornografi deepfake bisa menyasar siapapun tanpa terkecuali, termasuk anak-anak sekali pun.

Clare McGlynn, Professor Hukum Universitas Durham, dalam tulisannya di The Conversation, mengatakan sekarang ini adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan bahwa pelaku pembuat pornografi deepfakedapat dikriminalisasi.

"Respon tentang kriminalisasi pornografi deepfaketanpa persetujuan adalah, hal tersebut sama seperti fantasi seksual yang diimajinasikan oleh otak kita. Namun hal tersebut salah, deepfakemembuat jejak digital yang dapat disebarluaskan," kata McGlynn, mengutip The Conversation.

McGlynn juga menambahkan pornografi deepfakemerupakan bentuk penghinaan terhadap perempuan. Pornografi deepfakesama saja menyuruh perempuan untuk menghilang dari internet.

Menurut dia juga tidak masuk akal jika harus mengistimewakan hak-hak fantasi seksual laki-laki di atas hak-hak perempuan dan anak atas integritas, otonomi, dan pilihan seksual. McGlynn mengatakan ini adalah perilaku non-konsensual yang bersifat seksual.

Ia menilai pembuatan pornografi deepfaketidak sekadar tentang fantasi seksual, tapi juga mengenai kekuasaan dan kontrol, serta penghinaan terhadap perempuan.

"Pandangan laki-laki tentang hak seksual atas tubuh perempuan merasuki ruang-ruang percakapan di internet tempat berbagi pemalsuan seksual dan kiat-kiat untuk kreasi mereka," ujar McGlynn.

"Seperti semua bentuk pelecehan seksual berbasis gambar, pornografi deepfakeadalah tentang menyuruh wanita untuk kembali ke dalam kotak dan keluar dari internet," pungkasnya.

(wnu/dmi)